Pertemuan 11 materi materi 10 psikologi umum
Nurul Sahhidayana (2110321005)
Pengaruh Darwin dan Perkembangan Tes Mental
Pengaruh Darwin
1. Teori evolusi sebelum Charles Darwin
Darwin adalah orang yang melakukan penelitian untuk meyakinkan bahwa evolusi benar terjadi. Pada abad ke-18 beberapa para ahli mendalilkan teori evolusi, diantaranya adalah kakek dari Charles Darwin yaitu Erasmus Darwin yang percaya bahwa satu spesies dapat berubah secara bertahap menjadi yang lain. Jadi para ahli sebelum Charles darwin ini memiliki pandangan bahwa bentuk kehidupan tidak berubah atau esensialisme. pengaruh-pengaruh yang membuat para naturalis berfokus pada keanekaragaman spesies, lalu pada awal abad ke-19 Jean Baptiste Lamarcl mengajukan teorinya mengenai transmutasi spesies. Teori ini merupakan teori evolusi pertama yang ilmiah.
2. Charles Darwin (1809–1882)
Dari buku-buku Darwin, yang paling berhubungan langsung dengan psikologi adalah The Expression of the Emotions dalam Man and Animals (1872 / 1998b), di mana ia berpendapat bahwa emosi manusia adalah sisa-sisa emosi hewan yang dulunya diperlukan untuk bertahan hidup.Meskipun tidak lagi berfungsi dalam masyarakat modern, emosi yang awalnya dikaitkan dengan serangan atau pertahanan masih menjadi bagian dari susunan biologis kita, seperti yang dapat dilihat dalam reaksi manusia dalam kondisi ekstrem. Darwin juga mencatat bahwa ekspresi emosi manusia secara universal bersifat universal. Dengan mengamati karakteristik wajah seseorang di mana pun di muka bumi ini, seseorang dapat menentukan apakah orang itu mengalami kegembiraan, kesedihan, kemarahan, kesedihan, atau emosi lain.
Teori Darwin adalah revolusioner. Dia mengubah pandangan tradisional pada masyarakat tentang sifat manusia dan hal itu mengubah sejarah filsafat dan psikologi. Banyak topik yang ditolak oleh Titchener karena psikologi eksperimental yang mereka lakukan tidak sepenuhnya murni didorong oleh teori Darwin. Topik populer dalam psikologi kontemporer dengan jelas mengungkapkan pengaruh Darwin yang kuat: psikologi perkembangan, psikologi hewan, psikologi komparatif, psikobiologi, pembelajaran, tes dan pengukuran, emosi, genetika perilaku, psikologi abnormal, dan berbagai topik lain di bawah judul psikologi terapan.
Perkembangan Tes Mental
Tahapan Perkembangan Gerakan Kesehatan Mental :
1. Demonologi(sebelum abad pertengahan)
Kesehatan mental dihubungkan dengan kekuatan gaib, spiritual, dan sejenisnya.
Gangguan mental dikaitkan dengan akibat kegiatan yang menentang kekuatan gaib.
Penanganan tidak ilmiah dan kurang manusiawi, seperti upacara ritual.
2. Pengenalan Medis(abad 4 SM-abad 6 SM)
Muncul tokoh-tokoh bidang medis (Yunani), Hipocrates, Hirophilus, Galenus, Paracelsus, Cornelius Agrippa.
Gangguan mental disebabkan gangguan biologis atau kondisi biologis.
Penanganan menggunakan konsep biologis.
Pertentangan keras dari aliran yang meyakini roh jahat.
3. Sakit Mental dan Revolusi Kesehatan Mental (abad ke-17)
Renaissance
Tokoh : Phillipe Pinel.
Mengutamakan persamaan, kebebasan, dan persaudaraan.
Penanganan di rumah sakit.
Tokoh pendukung lain :
- William Tuke
- Benjamin Rush
- Emil Kraepelin
- Dorothea Dix
- Clifford Beers
4. Pengenalan Faktor Psikologis (abad ke-20)
Revolusi kesehatan mental ke-2.
Psikoanalisa yang mempelopori penanganan penderita gangguan mental secara medis dan psikologis.
Sigmund Freud.
Penanganan hipnose, katarsis, asosiasi bebas, analisis mimpi.
Tujuannya untuk mengatasi masalah kesehatan mental individu dengan menggali konflik intrapsikis penderita (psikoterapi)
5. Multifaktorial
Revolusi kesehatan mental ke-3
Berkembang setelah perang dunia ke-2.
Kesehatan mental melibatkan faktor inter dan intra personal.
Tokoh : Whittingham Beers, William James, Adolf Meyer.
Penanganan :
Pengembangan perbaikan dan terapi.
Penyebaran informasi.
Riset.
Pengembangan praktik pencegahan.
Tes mental menurut Herbert spencer
Sebagai pengikut awal Lamarck (dan kemudian Darwin), Spencer mengambil gagasan evolusi dan menerapkannya tidak hanya pada hewan tetapi juga pada pikiran manusia dan masyarakat manusia. Bahkan, ia menerapkan gagasan evolusi pada segala sesuatu di alam semesta. Menurut Spencer semuanya dimulai sebagai keseluruhan yang tidak berbeda. Melalui evolusi, diferensiasi terjadi sehingga sistem menjadi semakin kompleks. Gagasan ini berlaku untuk sistem saraf manusia, yang dulu sederhana dan homogen pada zaman dahulu tetapi melalui evolusi telah menjadi sangat berbeda dan kompleks.
Fakta bahwa kita sekarang memiliki sistem saraf yang kompleks memungkinkan kita untuk membuat lebih banyak asosiasi; semakin besar jumlah asosiasi yang dapat dihasilkan oleh suatu organisme, semakin cerdas pula itu. Sistem saraf kita yang sangat kompleks memungkinkan kita membuat rekaman neurofisiologis (dan dengan demikian mental) yang akurat tentang peristiwa di lingkungan kita, dan kemampuan ini kondusif untuk bertahan hidup.
Sintesis Spencer tentang prinsip kedekatan dan teori evolusi telah disebut "asosiatif evolusioner." ”Pendapat bahwa frekuensi atau probabilitas beberapa perilaku meningkat jika diikuti oleh peristiwa yang menyenangkan dan berkurang jika diikuti oleh peristiwa menyakitkan yang kemudian dikenal sebagai prinsip Spencer-Bain.
Tes Mental Menurut Herbert Galton
Galton adalah orang pertama yang mengembangkan tes di mana tujuan utamanya bukan tentang practical problem. Dia tertarik dengan teori-teori Charles Darwin dan memfokuskan pada karakteristik msanusia yang merupakan mental capacity. Mental capacity diukur menggunakan suatu konsep waktu dan usia. Tahun 1883, ia menulis buku “Inquiries into Human Faculty and Its Development” yang berisi langkah-langkah melakukan tes. Ia memakai pengukuran fisik dan perilaku untuk mengukur fenomena seperti kecantikan, kepribadian, dan pelajaran yang membosankan. Ia juga mengemukakan prosedur untuk mengukur efektivitas doa.Sebelum akhirnya lebih memilih Galton sebagai gurunya karena tertarik pada Individual Differences, Cattel pernah belajar pada Wundt. Ia mengenalkan tes mental yang merupakan perbaikan dari tes Galton. Meskipun tampak aneh tes itu dapat mengukur secara akurat pada Kekuatan tangan dalam menggenggam dynamometer, Kecepatan gerakan tangan pada 50 cm, Jumlah tekanan agar bisa merasakan sakit jika ujung karet yang keras dipukulkan ke dahi, dll. Menurutnya mustahil untuk membedakan antara energi tubuh dengan energi mental. Tes pertamanya berfungsi mengukur konsekuensi psikofisik dan bias indera.
Tes Mental Menurut Herbert Binet-Simon
Binet (1857-1911) selalu dihubungkan dengan tes awal dari intelegensi. Dia yakin bahwa pembalikan dari kutub manet menyebabkan orang yang dihipnotis dapat mengubah mood atau bahkan hyterical paralysis dari sisi kanan ke kiri. Baginya suggestibility dan atensi dapat mempengaruhi intelegensi. Tahun 1896 dia dan Henry menerbitkan review tentang Individual Differences. Berisi pendapat bahwa untuk menganalisa inteligensi ialah dengan melihat proses mental yang lebih tinggi seperti memori keputusan praktis. Tahun 1904, Binet dan Simon membuat instrumen pengukur intelegensi dengan skala pengukuran level umum pada soal-soal mengenai kehidupan sehari-hari. Pada 1908 digunakanlah level konsep mental. Setelah perang dunia I dikembangkanlah tradisi konstruksi tes sehingga mengasilkan tes baru di Amerika Serikat. Di sana juga mulai dikembangkan SAT (Scholastic Aptitude Test) oleh Bingham dan kawan-kawan pada 1925 dan dipublikasikan oleh Thurstone pada 1938. Yang kemudian seiring dengan penerapan teknik statistik menjadikan tes ini dapat dipakai secara luas untuk memecahkan beberapa masalah. Selain itu juga dikembangkan tes prestasi dan kepribadian dengan model “yes” or “no” question.
Tes mental menurut Goddart
Goddard memutuskan untuk menyelidiki hubungan antara latar belakang keluarga dan kecerdasan secara lebih cermat. Pada tahun 1911 ia melakukan pengukuran skala Binet-Simon kepada seorang wanita muda yang ia panggil Deborah Kallikak, yang telah tinggal di Sekolah Pelatihan sejak 1897. "Kallikak" adalah nama fiktif yang diciptakan oleh Goddard dari kata Yunani kalos (baik) dan kakos (buruk). Meskipun usia kronologis Debora adalah 22, kinerja tesnya menghasilkan usia mental 9, menghasilkan IQ sekitar 41. Dia kemudian melacak leluhur Debora kembali ke Revolusi Amerika, ketika Martin Kallikak. Sr. memiliki hubungan dengan pelayan bar yang “berpikiran lemah” yang menghasilkan kelahiran Martin Kallikak, Jr. Setelah meninggalkan tentara, Martin yang lebih tua menikah "gadis yang layak," dan mereka memiliki tujuh anak. Martin yang lebih muda akhirnya menikah dan memiliki 10 anak. Dalam analisis Goddard, keturunan Martin yang lebih tua dan "gadis yang layak" mewakili sisi "baik" dari leluhur Debora, dan keturunan Martin yang lebih muda mewakili sisi "buruk". Goddard menemukan bahwa dari anak-anak Martin yang lebih tua, tidak ada yang berpikiran lemah. Dalam generasi-generasi selanjutnya di pihak Martin yang lebih muda, Goddard menemukan banyak individu dengan kekurangan mental. Pada masa Goddard, orang-orang percaya bahwa pikiran yang lemah adalah penyebab dari sebagian besar perilaku kriminal, tidak bermoral, dan antisosial; dan Goddard mendukung kepercayaan ini.
Semoga bermanfaat
Jangan lupa senyum dan bahagia 😊
Stress boleh asalkan jangan gila
Komentar
Posting Komentar