Pertemuan 2 Psikologi Umum ll
Nurul Sahhidayana
2110321005
Perspektif Biologis Dalam Psikologis
A. Neuron dan Saraf
sel yang berperan dalam pembentuk jaringan saraf yaitu neuron (sel saraf) dan sel penunjang (neuroglia/sel glia).
Neuron merupakan salah satu pembawa pesan tubuh yang berarti mereka memiliki struktur yang sangat khusus.Neuron merupakan bagian terbesar dari otak tetapi bukan satu-satunya sel yang mempengaruhi pemikiran, pembelajaran, ingatan, persepsi kita, dan semua aspek yang berhubungan dengan kehidupan lainnya. Sel
saraf (neuron) berfungsi mengantarkan dan memproses informasi, serta menjalankan fungsi sistem saraf seperti mengingat, berfikir, dan mengontrol semua aktivitas tubuh.
Neuron terdiri dari 3 bagian utama yaitu :
1. Dendrit
Dendrit
melekat pada tubuh sel atau soma, yang merupakan bagian dari sel yang mengandung nukleus dan membuat seluruh sel tetap hidup dan berfungsi. Dendrit bertugas sebagai
penerima informasi atau rangsangan dari sel lain (Cicarelli & White, 2017).
2.Akson
Akson berfungsi sebagai penghantar informasi atau rangsangan dari badan sel ke neuron atau sel lain (Cicarelli & White, 2017).Akhir dari cabang akson keluar menjadi beberapa serat yang lebih
pendek yang memiliki pembengkakan atau sedikit tombol di ujungnya disebut terminal akson (juga dapat disebut terminal prasinaps, tombol terminal, atau tombol sinaptik), yang bertanggung jawab untuk berkomunikasi dengan sel saraf lainnya.
3. Badan sel (soma cell)
Badan sel berfungsi untuk mempertahankan keberlangsungan sel
dan neuron (Cicarelli & White, 2017).
Berdasarkan strukturnya, neuron digolongkan menjadi empat jenis yaitu anaxonik, unipolar, bipolar, dan multipolar. Berdasarkan peran fungsionalnya, neuron digolongkan menjadi neuron motoris, neuron sensoris, dan interneuron (Haryanto, 2010). Neuron motoris (eferen) mengendalikan organ efektor seperti serat otot, kelenjar eksokrin, dan endokrin. Neuron sensoris (aferen) terlibat dalam penerimaan rangsang sensoris dari lingkungan, dan dalam tubuh. Sedangkan, interneuron berfungsi sebagai penghubung antar neuron.
Ujung neuron yang satu tidak dapat saling bersentuhan dengan ujung neuron lainnya (Wade & Tavris, 2007). Neuron-neuron tersebut dipisahkan oleh celah sinapsis, yaitu suatu terinal dimanaujung sebuah neuron hampir bersentuhan dengan dendrit atau tubuh sel neuron lainnya. Tempat berlangsungnya impuls saraf dari sebuah sel saraf ke sel saraf lain disebut dengan sinapsis, sinapsis terdiri dari terminal akson, celah sinapsis, dan tempat reseptor di membran penerima.
Selain neuron, terdapat juga sel primer lainnya yang mendukung sistem
saraf manusia, yaitu sel glia. Sel glia berfungsi untuk memperkuat dan
menutrisi neuron serta memproduksi selubung mielin yang melindungi
akson (Cicarelli & White, 2017). Terdapat dua jenis sel glia, yaitu oligodendrocytes yang menghasilkan selubung mielin pada otak dan sumsum tulang belakang serta sel schwann yang menghasilkan selubung mielin pada sistem saraf tepi.
Ada dua jenis khusus sel glia, yang menghasilkan mielin atau zat lemak, yaitu:
a. Oligodendrosit
Oligodendrosit menghasilkan mielin untuk neuron di otak dansumsum tulang belakang (sistem saraf pusat).
b. Sel Schwann.
Sel Schwann menghasilkan myelin untuk neuron tubuh (sistem saraf tepi).
Cara komunikasi glia dan neuron adalah dengan mengirim neurotransmitter melalui
sinapsis (Haryanto, 2010). Neurotransmitter adalah zat kimia yang dilepaskan oleh neuron pengantar yang terletak di sinapsis, dan mengubah aktivitas neuron penerima.Neurotransmitter terdapat di otak, saraf tulang belakang, saraf perifer, dan beberapa kelenjar
Wade & Tavris, 2007). Suasana hati, ingatan, dan emosi dapat dipengaruhi melalui efek yang ditimbulkan oleh zat-zat tersebut. Beberapa contoh neurotransmitter yaitu serotonin, dopamin, asetilkolin, norepinefrin, gamma-aminobutyric acid, glutamat yang memiliki efek berbeda terhadap tubuh.
B. Sistem Saraf Pusat
Sistem saraf pusat merupakan tempat pengaturan informasi utama dan
mengendalikan seluruh aktivitas tubuh. Sistem saraf pusat terdiri atas otak (ensephalon) dan sumsum tulang belakang (medulla spinalis). Otak berada dalam kavitas kranii dan sumsun tulang belakang berada dalam canalis spinalis. Kedua organ ini sangat penting sehingga dibutuhkan perlindungan yang sangat baik. Otak dan sumsum tulang belakang dilindungi oleh selaput meningia yang menghasilkan cairan serebrospiral yang berperan dalam memperkecil getaran dan tekanan yang dapat mengganggu sistem saraf pusat. Saraf pusat dikelilingi oleh sel glia, dimana neuron akson yang berperan sebagai penghubung adalah bagian fungsional pada susunan saraf pusat (Bahrudin, 2013).
1. Otak
Otak merupakan sebuah organ yang tersusun dan terspesialisasi secara kompleks. Otak mendapatkan impuls yang bersumber dari 12 pasang saraf kranial dan sumsum tulang belakang. Otak manusia terdiri atas 3 bagian utama, yaitu otak besar, otak tengah, dan otak belakang. Pada otak manusia terdapat hemisfer (belahan) kiri dan kanan. Pada hemisfer kiri berperan dalam mengendalikan kerja organ bagian kanan yang berperan aktif dalam bidang seni dan kreatifitas, sedangkan hemisfer bagian kanan berperan dalam mengurus kerja organ bagian kiri dalam berkomunikasi, bahasa, dan berpikir yang dikarenakan adanya pindah silang jalur spinal.
a. Otak Besar
Otak besar merupakan pusat pengendali kegiatan tubuh yang disadari. Otak besar mengandung cairan serebrospinal yang menyerupai plasma darah dan cairan interstisial, berada di sekelilingnya, serta berguna untuk memberi makanan pada otak serta melindungi otak dari goncangan. Otak besar merupakan pusat saraf utama karena memiliki fungsi yang sangat penting dalam mengatur semua aktivitas tubuh, dimana secara terperinci, aktivitas tersebut dikendalikan pada daerah yang berbeda.
b. Otak Kecil
Otak kecil merupakan bagian dari otak yang berperan sebagai pengatur sikap dan posisi tubuh, keseimbangan, serta koordinasi gerakanotot yang terjadi secara sadar. Dengan kata lain, otak kecil merupakan pusat keseimbangan tubuh seseorang. Jika bagian otak kecil seseorang terluka atau cidera, maka orang tersebut akan kehilangan keseimbangan tubuh, kehilangan kemampuan berbicara, serta mempengaruhi kemampuannya dalam bergerak.
2. Sumsum Tulang Belakang
Sumsum tulang belakang adalah kumpulan serabut saraf dan sel yang
memanjang dari bagian bawah otak hingga punggung bagian bawah. Sumsum tulang belakang berfungsi sebagai penyalur sinyal dari otak ke seluruh tubuh. Selain itu, sumsum tulang belakang juga berperan sebagai
pusat koordinasi tindakan refleks tubuh yang tidak bergantung kepada otak.
Sumsum tulang belakang terdiri dari dua lapis, yaitu lapisan luar yang berwarna putih, dan lapisan dalam yang berwarna kelabu (Chamidah,2013). Lapisan luar mengandung serabut saraf, dan bagian dalam mengandung badan saraf. Dalam sumsum tulang belakang terdapat saraf sensorik, saraf motorik, serta saraf penghubung. Berfungsi sebagai pusat yang mengatur gerak refleks tubuh serta menghantarkan impuls dari otak dan ke otak (Khafinuddin, 2012). Selanjutnya terdapat sumsum lanjutan yang berfungsi sebagai pengatur suhu tubuh, pengendali muntah, serta berfungsi sebagai pusat pernapasan.
Ruas-ruas tulang belakang yang melindungi
sumsum tulang belakang terdiri atas:
1) Vertebra servikalis (ruas tulang leher) yang berjumlah 7 buah dan
membentuk daerah tengkuk.
2) Vertebra torakalis (ruas tulang punggung) yang berjumlah 12 buah
dan membentuk bagian belakang torax atau dada.
3) Vertebra lumbalis (ruas tulang pinggang) yang berjumlah 5 buah
dan membentuk daerah lumbal atau pinggang.
4) Vertebra sakralis (ruas tulang kelangkang) yang berjumlah 5 buah
dan membentuk sakrum (tulang kelangkang).
5) Vertebra koksigeus (ruas tulang tungging) yang berjumlah 4 buah
dan membentuk tulang koksigeus (tulang tungging).
C.Sistem Saraf Tepi
Sistem saraf tepi adalah sistem saraf yang memungkinkan organ tubuh, seperti kulit, mata, telinga, dan hidung untuk berkomunikasi dengan otak dan sumsum tulang belakang serta memberi wewenang kepada otak dan sumsum tulang belakang untuk mengontrol otot dan kelenjar tubuh (Cicarelli & White, 2017). Sistem saraf tepi terdiri atas dua bagian, yaitu:
1. Sistem Saraf Sadar (Somatik)
Sistem saraf sadar berfungsi dalam meneruskan informasi dari reseptor ke sistem saraf pusat (sensorik) dan meneruskannya ke semua otot tubuh (motorik) (Cicarelli & White, 2017). Sistem saraf sadar bekerja secara sadar dan kemauan kita, seperti ketika kita menulis, makan, dan berbicara.
Sistem saraf somatic ini berisi dua jenis neuron utama:
a. Neuron motorik
Juga disebut neuron eferen, neuron motorikmembawa informasi dari otak dan sumsum tulang belakang ke serat otot di seluruh tubuh. Neuron motorik ini memungkinkan kita melakukan tindakan fisik sebagai respons terhadap rangsangan di lingkungan.
b. Neuron sensorik,
Juga disebut neuron aferen, neuron sensorikmembawa informasi dari saraf di seluruh tubuh ke sistem saraf pusat. Neuron sensorik inilah yang memungkinkan kita untuk mengambil informasi sensorik dan mengirimkannya ke otak dan sumsum tulang belakang.
2. Sistem Saraf Tidak Sadar (Otonom)
Sistem saraf tidak sadar berfungsi dalam mengatur organ-organ dalam secara tidak sadar, seperti jantung, pembuluh darah, ke lenjar, dan paru-paru (Feldman, 2011). Sistem saraf tidak sadar mengontrol denyut jantung, perubahan pupil mata, gerak alat pencernaan, pengeluaran keringat, dan lain-lain. Saraf tidak sadar terbagi atas dua, yaitu:
1) Saraf Simpatik
Saraf simpatik terletak di depan ruas tulang belakang dan berfungsi dalam mempersiapkan tubuh menghadapi situasi darurat atau stres (Cicarelli & White, 2017; Feldman, 2011). Saraf simpatik dapat berfungsi sebagai penghambat, seperti menghambat aktivitas pencernaan, ereksi, dan kontraksi kantung seni. Adapun fungsi yang memacu, yaitu melebarkan pupil, memperbesar bronkus, mempercepat detak jantung, dan meningkatkan tekanan darah.
2) Saraf Parasimpatik
Saraf parasimpatik terletak di atas dan bawah tulang belakang dan berfungsi dalam menenangkan tubuh setelah menghadapi situasi darurat (Cicarelli & White, 2017; Feldman, 2011). Saraf parasimpatik berfungsi dalam memperkecil pupil, memperkecil bronkus, mempercepat aktivitas pencernaan, merangsang ereksi, mempercepat kontraksi kantung seni, memperlambat detak jantung, dan melebarkan pembuluh darah.
D. Struktur dan bagian Otak
Sistem syaraf manusia mulai terbentuk sejak masih menjadi embrio dan mulai terbentuk sebagai pembuluh (King, 2010). Dan ketika janin berusia sekitar tiga minggu, jaringan pembuluh tersebut terbagi ke dalam sekumpulan neuron. Sekumpulan neuron inilah yang kemudian hari berkembang menjadi tiga bagian otak: otak belakang yang termasuk pons, otak kecil dan medula; otak tengah yang memiliki fungsi sensorik dan motorik; dan otak depan yang termasuk sistem limbik, ganglia basal dan korteks (Cicarelli & White, 2017).
A. Otak Belakang
Bagian ini merupakan bagian bawah otak yang terletak pada bagian belakang. Pada otak belakang atau hindbrain, terdapat medula yang terdapat pada bagian atas tulang belakang di bagian paling belakang otak. Medula berfungsi untuk mengatur fungsi vital seperti detak jantung dan pernapasan. Medula juga berfungsi untuk mengatur refleks.Kemudian ada pons yang terletak tepat di atas medula dan berfungsi untuk menghubungkan serebelum dan batang otak.
Karena pons, medula dan bagian otak belakang lainnya yang berbentuk seperti batang, jadilah kesatuan ini disebut sebagai batang otak. Batang otak berhubungan langsung dengan tulang rusuk dan sumsum tulang belakang. Serebelum atau otak kecil terdapat pada bagian belakang otak dan memiliki peran dalam koordinasi motorik dimana ia dapat menggerakkan kaki dan tangan (Cicarelli & White, 2017).
B. Otak Tengah
Area ini dipenuhi dengan serabut saraf yang berfungsi untuk menghubungkan otak bagian atas dan otak bagian bawah (King, 2010). Lebih terkhusus, bagian ini mengirimkan informasi antara telinga dan mata dengan otak. Otak tengah memiliki sistem yang disebut formasi retikuler yang tersebar dan berfungsi dalam mengatur kondisi yang berpola seperti berjalan (Cicarelli & White, 2017).
C. Otak Depan
Otak depan manusia membantu manusia dalam berpikir. Bagian inilah yang membedakan antara manusia dan hewan lainnya seperti simpanse, tikus, dan lain-lain. Otak depan dari hewan-hewan ini memiliki persentase yang lebih kecil dari manusia (King, 2010). Otak depan mencakup dua belahan otak (Cicarelli & White, 2017). Bagian ini terdiri dari ganglia basis, talamus, hipotalamus, korteks serebrum, dan sistem limbik (King, 2010).
1.Limbic system
Thalamus
Thalamus merupakan suatu ruangan yang berada tepat di tengahotak. Thalamus berfungsi sebagai “penyeleksi” dari berbagai informasi sensori yang kemudian akan di teruskann ke orteks yang akan memproses informasi tersebut lebih lanjut.
Hippocampus
Hippocampus dinamakan seperti itu karena bentuknnya yang dipercaya menyerupai kuda laut. Hippocampus terletak pada bagian tengah pada kedua sisi otak. Ia berperan penting dalam menyusun memori jangka panjang.
Hypothalamus
Hypothalamus adalah bagian kecil yang terletak sedikit didepan dari thalamus. Bagian kecil ini tak kalah penting karena tugasnya yaitu
suhu tubuh, rasa lapar dan haus, tidur dan bangun, kegiatan
seksual, dan emosi.
Amigdala
Amigdala berlokasi di dalam otak dan berbentuk oval. Amigdala berfungsi dalam proses diferensiasi dari hal-hal penting dalam hidup, seperti lawan sosial, pasangan, dan juga makanan yang sesuai.
2.Ganglia Basalis
Ganglia basalis merupakan sekelompok neuron besar yang terletak
di atas talamus dan di bawah korteks serebrum (King, 2010). Dalam mengendalikan gerakan sadar, ganglia basalis tidaklah sendiri, melainkan di bantu oleh serebelum dan korteks sereberum. Bagianini juga sangat membantu individu dalam melakukan pekerjaan
sehari-hari.
3) Korteks Serebrum
Korteks serebrum merupakan bagian paling terakhir dalam perkembangan otak dalam skema evolusi. Bagian ini terdapat pada lapisan terluar dari otak (King, 2010). Korteks serebrum berfungsi dalam proses berpikir dan melakukan proses perencanaan. Permukaan dari korteks serebrum terbagi ke dalam dua belahan yang disebut hemisfer. Kedua bagian hemisfer terhubung dengan satu ikatan besar yang disebut korpus kalosum. Setiap kali indra penglihatan kita menerima informasi dari mata sebelah kiri, maka informasi itu akan dikirim menuju hemisfer kanan dan begitu pula sebaliknya (King, 2010). Hemisfer kiri berperan dalam pemrosesan bahasa, tetapi tidak seluruh pemrosesan bahasa terjadi di hemisfer kiri. Selain itu, hemisfer kiri juga berperan dalam mengenali kata-kata, memahami pembentukan frasa, kalimat dan tata bahasa,sementara hemisfer kanan tidak (King, 2010). Sedangkan hemisfer kanan tidak memiliki peran banyak dalam kemampuan verbal, akan tetapi ia memiliki peran dalam pengenalan kata terutama pada kata yang sulit. Apabila terdapat kerusakan pada hemisfer kiri, maka hemisfer kanan dapat membantu dalam hal mengenali intonasi suara
serta memahami melodi. Masing-masing hemisfer terdiri atas empat bagian lobus, yaitu:
a) Lobus Okspital
Lobus okspital terdapat pada bagian belakang tempurung
tengkorak. Bagian ini berfungsi dalam memberikan respon terhadap stimulus visual seperti gerakan, bentuk, dan warna (King, 2010).
b) Lobus Temporal
Bagian ini terletak di atas telinga dan berperan dalam pemrosesan
bahasa, memori, dan dalam proses mendengar individu (king, 2010).
c) Lobus Frontal
Lobus frontal terletak di belakang dahi dan berperan dalam
kecerdasan, kepribadian, dan juga mengontrol otot-otot sadar (King, 2010). Kerusakan pada bagian ini dapat mempengaruhi kepribadian individu. Pada lobus frontal terdapat korteks prafrontal yang berfungsi dalam kognitif, seperti saat melakukan penalaran, kontrol diri serta pada saat melakukan perencanaan.
d) Lobus Parietal
Bagian ini terdapat di atas otak menuju ke belakang kepala dan
berperan penting dalam pengenalan lokasi, spasial, dan kontrol motorik (King, 2010). Contoh dari tugas lobus pariental adalah untuk memperkirakan jarak antara tempat individu berada dan tujuan individu akan berpindah.
E. Hubungan Kimiawi: Kelenjar Endokrin
Dikatakan sebagai hubungan kimiawi karena kelenjar endokrin merupakan
sekelompokan sel yang berfungsi mensekresikan senyawa kimia (hormon) dan yang distribusikan melalui peredaran darah menuju sel/jaringan/organ yang memerlukan (target), biasanya letak organ target/sasaran cukup jauh dari tempat sekresinya sehingga memiliki aksi yang lebih lambat. Kelenjar endokrin memproduksi hormon hanya saat dibutuhkan, dalam jumlah sedikit, namun mempunyai dampak respon yang luas. Hormon yang diproduksi bertindak sebagai pembawa pesan kimiawi untuk dibawa ke organ sasaran dan menerjemahkan pesan yang didapat pada organ tersebut (Nugroho, 2016; Atkinson, dkk, 2006).
Sistem endokrin terdiri dari kelenjar yang mengeluarkan senyawa kimia
yang disebut sebagai hormon yang diangkut ke seluruh tubuh oleh aliran darah untuk mengatur dan mengendalikan aktivitas internal seperti sel, jaringan, maupun organ, serta perilaku yang terlihat (Cicarelli & White,2017). Hormon tersebut diantarkan oleh darah langsung menuju sel-sel target seperti jantung, pankreas, dan organ seks. Senyawa kimia ini sama pentingnya dengan sistem saraf bagi pengintegrasian aktivitas organisme. Kelenjar endokrin mengeluarkan hormon yang dapat mempengaruhi perilaku dan emosi manusia.
Contoh aplikatif
1.Otak depan terdiri dari 2 bagian yaitu ada Limbic system di bagian Limbic system terdapat area Hypothalamus. Ketika kita merasakan suhu tubuh kita panas atau dingin, rasa lapar dan haus, hal ini dapat kita rasakan karena adanya Hypothalamus yang berperan pada tubuh kita.
2.Serebelum atau otak kecil terdapat pada bagian belakang otak kita memiliki peran dalam koordinasi motorik dimana ialah yang dapat menggerakkan kaki dan tangan kita. Sehingga serebelum memiliki peran yang penting untuk kehidupan kita.
3.Di depan ruas tulang belakang terdapat saraf simpatik yang mana memiliki peran yang penting bagi tubuh kita yaitu untuk mempersiapkan tubuh menghadapi situasi darurat atau stress yang kita alami.
Komentar
Posting Komentar